Novel dan Cerita

This is slide 1 description - https://jejakdigital12.blogspot.com/2020/12/berjuta-nuansa.html

Slide 2 Title Here

This is slide 2 description - PremiumBloggerTemplates.com

Slide 3 Title Here

This is slide 3 description - PremiumBloggerTemplates.com

Slide 4 Title Here

This is slide 4 description - PremiumBloggerTemplates.com

Saturday, 1 October 2022

Keesokkan harinya setelah percakapan itu aku pergi. Seperti hilang arah , aku tidak mengenal semua tempat yang ku lalui. Hanya ada tangan ( dokter bian ) ini yang kupercaya membawa ku kesatu tujuan.

" Bian,,,, kita mau kemana?? Aku rasa dari tadi mobil kamu melaju sangat cepat. Apa kita masih ada dikota yang sama ?? "

" Tidak ra, saya akan bawa kamu kesatu desa. Jadi saya ditugaskan untuk kedesa itu dari rumah sakit tempat saya kerja dan tadinya kamu akan ditangani oleh dokter lain tapi saya tau Ra, sangat sulit untuk dapet keyakinan atau sekedar menumbukan rasa semangat kamu untuk sembuh atas luka dirimu dan luka hati mu. Makanya saya meminta izin kepada orang tua mu untuk membawa mu ketempat saya dinas " penjelasan bian dengan nada sangat lembut.

Jadi aku akan tinggal disana ? Berdua disana ?? Satu rumah ?? Kamu gila yahh.. mana mungkin bisa ??? Kita balik aja. Aku tidak mau!!! ( Suara aku yang lantang )

Tenang Ra, tenang .. saya jelasin dulu 

"Ya kamu akan tinggal Disana selama setahun, tapi kamu tenang aja Ra. Saya udah sewa 2 rumah yang berdekatan . 1 Untuk kamu dan 1 untuk saya. Disana pun ada temen saya seorang psikiater yang lebih dulu tinggal Disana "

( menjelaskan sambil tertawa kecil )

Akhirnya aku terdiam. Selang satu jam dari pembicaraan kita , mobil ini berhenti.

" Sudah sampai ya ?? "

" Belum Ra, kita turun dulu yuk .. kita makan. Saya lapar kamu juga kan Ra." ( Suara meledek karna sempat mendengar suara perut razenia berbunyi )

" Kamu duduk sini ya Ra . Saya mau pesan makanan dulu" ( membawa ke tempat duduk yang kosong )

Ketika ku menunggu bian pesan makanan. Seperti ada seseorang mendekat kepada ku walau pandanganku gelap. Aku yakin ada yg mendekat.

" Mah,, mah ,,, liatin deh cewe itu ( menunjuk kearah ku ). Dia membuka matanya tapi kenapa seperti tidak melihat?" Kata Anak kecil yang baru saja melintas menuju 2 kursi dibelakang aku.

" Kayaknya dia buta ( tidak melihat ). Kasihan ya nak. Dia tidak bisa aktifitas seperti kita. Dia kalau mau aktivitas pasti harus dibantu orang lain " ( suara ibu itu kecil namun tetap terdengar )

" Ra. Saya pesankan kamu ayam bakar. Kamu suka kan ?? Ra ,,,, hey kok. Kamu nangis ?? " Suara datar berubah menjadi cemas 

" Aku mau makan dimobil aja. Antar aku ke mobil bian "

Bian menuntun razenia kedalam mobil.

" Ra,, tunggu ya saya ambil pesanan kita dulu "

Cemas dengan razenia , bian pun cepat cepat ambil makanan itu kemudian masuk kembali kedalam mobil.

" Ini Ra makanan kamu. Kamu kenapa Ra. Saya ada salah ?? " Tanya bian 

" Kita makan dulu aja ya Bian "

Makan itu rasanya enak namun menjadi hambar karna omongan ibu tadi terus ada difikiran ku. 

Setelah sekitar 20 menit kita berhenti makan. Sekarang mobil ini melaju kembali dengan kecepatan normal. Selama perjalanan aku hanya diam. Sesekali menghapus tetesan air mata yang jatuh 

" Ra, dari tadi saya melihat kamu terus menangis. Apa ada yang mau kamu ceritain ke saya. Mungkin saya punya solusinya atau kalau pun tidak , setidaknya kamu tidak merasa sedih sendiri. Saya bisa menjadi pendengar yang baik kok Ra " ( bian memulai obrolan )

" Tadi selama kamu memesan makanan. Ada anak kecil yang bertanya kepada ibunya kenapa aku. Dan ibunya jawab bahwa aku buta namun kalimat setelahnya adalah kasihan ya nak, harus bergantung kepada orang lain " ( razenia aseinea )

Mendengar apa yang diucapkan razenia. Bian pun tahu bahwa ia sangat kecewa terhadap keadaannya saat ini.

" Ra ( memegang tangan razenia ), saya tahu kamu gadis yang kuat. Jangan lama lama Ra sedihnya. Banyak yang ingin selalu liat senyum dan ketawa mu Ra " ( Bian frutradra )

Mendengar kalimat itu ...

" Terimakasih kamu sangat peduli pada ku " ( sambil tersenyum razenia bicara )

Aku rasa sudah malam.bertanya ke Bian ternyata pukul 22.50. dan ternyata benar sudah malam , salama diperjalanan aku banyak mendengarkan lagu yang diputarkan Bian. Sesekali menyanyi bareng. setelah 15 menit sejak ku bertanya mobil ini berhenti 

" Ra , kita sudah sampai. Tapi sebelum kamu turun. Pake ini ya ( memakaikan jaket Levis yang ada di bangku belakang ) karna diluar sangat dingin "

Aku tidak pernah membayangkan akan diperlakukan sepeduli ini bahkan dibukan pintu dan selalu merangkul untuk menuntun ku.

" Dokter Bian. Sudah sampai mari mari ( suara yang menyambut kami ) sebentar saya ambilkan kunci rumahnya dulu ya "

" Siapa itu Bian ? " Tanya ku 

" Itu yang punya rumah Ra " jawabnya 

" dokter... Ini kuncinya untuk dokter dan ini buat kamu nak razenia. Ibu udah bantu bersihin rumahnya supaya kalian sampai bisa langsung istirahat " ( ibu itu bicara sambil memegang tangan ku )

" Ibu tahu aku ??? " 

" Iya nak,, ibu tahu sejak awal dokter Bian direncanakan untuk tugas disini. Ibu banyak komunikasi dengannya makanya ibu tau sedikit tentang kamu nak. Ohh ya kamu boleh panggil ibu  ' Bu Nia ' . Yasudah ini sudah larut malam , kalian masuk , bersih bersih kemudian istirahat ya "

Kita pun sangat terima kasih sama Bu Nia atas sambutan Ampe membantu kami membersihkan rumah yang kami sewa.

" Ra .. ini rumah kamu saya ajak kamu mengenal dulu ya ( rangkulan Bian menuntun aku dari pintu depan hingga kedalam ). Oke Ra , kamu tidak apa apa saya tinggal sendiri ? "  Bian memastikan 

" Iya, terimakasih ya Bian " (sambil  mengangguk pelan )

Setelah Bian pergi , aku mulai menutup pintu dan kunci pintunya. Namun ternyata ingatan ku tentang denah rumah ini tidak begitu baik sehabis aku membersihkan muka dan pakaian ku. Aku tidak menemukan pintu kamar. Seolah berputar ditempat yang sama akhirnya aku tak sengaja menjatuhkan sebuah benda dari meja makan. Sakit ,,, sakit sekali rasanya tapi aku tidak memperdulikannya. Aku kembali mencoba berjalan,meraba apapun yang ada sampai aku memegang pintu kamar. Aku masuk lalu mencoba istirahat walau kaki ku sakit sekali.



Sebelumnya


Wednesday, 21 September 2022

            Melansir dari Ensiklopedia, negara maju ditujukan bagi negara-negara yang dinilai mampu mencapai target dalam setiap pembangunan yang dilakukan. Selain itu, tingkat kemakmuran negara maju sangat tinggi yang dapat mensejahterakan warganya. Adapun karakteristiknya 


1. Pendapatan perkapita tinggi


        Negara maju memiliki pendapatan perkapita yang tinggi setiap tahunnya. Dengan memiliki pendapatan perkapita yang tinggi, nilai ekonomi negara akan terdongkrak. Dengan demikian, jumlah kemiskinan dapat diatasi.


2. Keamanan terjamin


        Tingkat keamanan negara maju lebih terjamin dibandingkan dengan negara berkembang. Ini juga merupakan efek samping dari kecanggihan teknologi di negara maju. Dengan teknologi yang canggih, fasilitas keamanan dan teknologi persenjataan juga berkembang menjadi lebih baik.


3. Fasilitas kesehatan memadai


        Selain terjaminnya keamanan, kesehatan di negara maju juga terjamin. Hal ini ditandai dengan berbagai fasilitas kesehatan yang memadai, seperti rumah sakit dan tenaga medis yang terlatih dan handal. Dengan demikian, angka kematian di negara maju dapat ditekan dan angka harapan hidup penduduk bisa tinggi. Selain itu, dengan fasilitas kesehatan yang memadai, perkembangan penduduk di negara maju juga dapat dikendalikan.


4. Tingkat pengangguran rendah


        Di negara maju, tingkat pengangguran relatif kecil karena setiap warga negara bisa mendapatkan pekerjaan.

5. Ahli dibidang ilmu pengetahuan dan teknologi


        Penduduk negara maju cenderung menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi dari mana produk baru yang bermanfaat seperti lampu gantung industri diperkenalkan ke pasar. Oleh karena itu, dalam kehidupan sehari-hari mereka juga telah menggunakan teknologi canggih dan alat-alat modern untuk memudahkan kehidupan mereka sehari-hari.


 Adapun di benua Asia sendiri negara yang tergolong negara maju, yaitu 

1. Singapura
2. Jepang
3. Korea Selatan
4. Israel
5. Taiwan
6. Macau
7. Hongkong.

Tuesday, 13 September 2022

 " Untuk mengubah semua yang kamu rasakan, mengubah tangismu menjadi usaha untuk bangkit dan bahagia dengan saya yang akan menjadi keluarga mu, teman mu,  sahabat mu."

Suara dokter yang terdengar meneruskan pembicaraan yang terpotong.

" Dokter bian, mungkin bisa menjadi keluarga dan teman ku tapi mungkin tidak pernah bisa menjadi sahabat ku "

" Kenapa tidak ??? " Fikir dokter 

" Dokter tau, ibu ku yang sangat bangga terhadapku ( dulu ) . Kini menjadi sangat asing untuk ku, selalu bicara untuk aku melakukan apa yang tidak bisa ku lakukan sekarang , tidak bisa menjadi teman apalagi sahabat mungkin karna kecewa pada ku. Entahlahh"

" Ya sudah sekarang saya ga mau melihat mu sedih. Kamu pake ya tongkat ini untuk membantu mu " dokter bian merayu ku dengan nadanya yang lembut

" Makasih dok, tapi tidak usah. Saya tidak ingin terlihat bodoh dan tidak berguna berjalan saja tidak bisa. Jika aku pakai itu pasti menjadi pusat perhatian semuanya." ( Menolaknya sambil menjauhkan tongkat itu darinya )

" Ok kalau kamu tidak mau ambil ini untuk sekarang. Tapi izinkan saya membawa kamu keluar dari kota ini ya. Oh oh ya satu lagi saya akan jadi sahabat mu jadi kalau tidak dirumah sakit , jangan panggil saya dokter. Panggil saja ' bian' ok " ( diucapkan dokter sambil menatapnya dalam )

Kemana ? Untuk apa ? Lalu keluarga ku bagaimana ?

( Pertanyaan ku yang tidak ada jawaban dari dokter )

5 menit hening sejak ku bertanya...

" Tenang saja razenia aseinea. Keluarga mu sudah setuju dengan saya. Dan saya akan mengenalkan kamu sama hidup sesungguhnya. Dan ga boleh banyak tanya ya Ra!! "

Keesokkan harinya setelah percakapan itu aku pergi. Seperti hilang arah , aku tidak mengenal semua tempat yang ku lalui. Hanya ada tangan ( dokter bian ) ini yang kupercaya membawa ku kesatu tujuan.


Sebelumnya                            Selanjutnya



Wednesday, 9 December 2020

   


            Hari ini aku mengenangnya. mengenang semua yang terjadi dengan hidupku. Lewat jari ku, aku mencoba menyentuh dan meraba semua goresan tangan ku yg dulu sangat aku sukai dan ini. ini mungkin foto  kebersamaan ku dengan orang yang seharusnya ada disamping ku saat ini. Tapi.. 

    Ya sudahlah aku terus mencoba tersenyum namun kenapa air mata ku jatuh tak ada hentinya.

    " Bahagia itu pilihan. Tapi bagaimana kamu mau bahagia kalau kamu menghalangi dirimu sendiri untuk merasakan kebahagiaan itu. Coba kamu pegang ini. Foto ini adalah saat kamu bersama teman teman melakukan gerakan tari. Foto ini adalah satu dari sekian banyak kenangan yang menunjukkan bahwa kamu pernah bahagia. Dan apa kamu mau hanya ada kata ' pernah ' yang berarti tidak mau mengulangnya? "

    kata kata yang membuat ku tersadar dalam lamunan yang menghabiskan air mata ku. Suaranya sudah jelas ku kenal, suara dokter yang kesekian..

Kesekian??? 

Ya,  dokter yang kesekian karna aku adalah seorang pasien wanita yang terkena kebutaan karna penyakit Multiple sclerosis (MS). Keluarga ku mengirimkan banyak dokter untuk menyembuhkan gejala yang muncul tapi aku sudah lelah. semuanya seperti sia sia. karna penyakit ku yang tak bisa disembuhkan makanya aku menutup diri sekarang tak mau mendengarkan nasihat atau sekedar minum obat yang diberikan dokter kepada ku.

" eh, dokter mau apa?  kasih obat,  terapi, atau nasihat?  jawabku ketus.

" Tidak, saya tidak akan memberikan obat apapun lagi "

" dokter menyerah?  "

" tidak " suara dokter dengan lantang.

" Saya tidak akan menjadi doktermu untuk sekarang. Tapi akan menjadi...  "

    Suaranya terputus,  karna ada yang datang dan ternyata seorang dengan baju santai yang tertutup jaket.

" Permisi,  paket... paket ka.. "

Aku meraba sekeliling agar dapat keluar menghampiri datangnya suara. Tak lama aku merasakan sebuah tangan merangkul ku seakan menuntun jalan ku.

" Tidak perlu "

    Ku lepaskan tangan yang melekat dipundak ku. Berjalan lurus sampai tepat di sebelah seseorang yang membawa sebuah kerdus besar.

" Misi kak, ada paket " nada bicaranya cukup ku kenal pasti tukang paket yang sering antar ke daerah sini.

" Paket dari siapa bang?  "

" Maaf kak tidak tertulis, hanya ada surat, apa mau dibacakan? "

ya, silakan bang ( dengan aku yang sangat penasaran) 

" Sudah cukup berhari hari untuk kamu menyiksa dirimu. Sudah cukup untuk berdamai dengan keadaan mu saat ini. Saya kirim tongkat ini untuk... "

" Stop " suaraku mengeras

    Saya taro disini ya ka, pemuda itu langsung bergegas pulang.

" Untuk mengubah semua yang kamu rasakan, mengubah tangismu menjadi usaha untuk bangkit dan bahagia dengan saya yang akan menjadi keluarga mu, teman mu,  sahabat mu."


                       Bersambung.... 


Selanjutnya

Tuesday, 8 December 2020

 hay, teman dan mungkin saudara ini hal pertama bagi ku, untuk membuat sesuatu yg bermanfaat, bukan untuk aku saja mungkin buat kalian ( ku harap )


disini aku akan... 

akan membagi banyak kisah, cerita, kejadian nyata. tapi.. 

upss..  sabar ya, ditunggu ya, ok