Hari ini aku mengenangnya. mengenang semua yang terjadi dengan hidupku. Lewat jari ku, aku mencoba menyentuh dan meraba semua goresan tangan ku yg dulu sangat aku sukai dan ini. ini mungkin foto kebersamaan ku dengan orang yang seharusnya ada disamping ku saat ini. Tapi..
Ya sudahlah aku terus mencoba tersenyum namun kenapa air mata ku jatuh tak ada hentinya.
" Bahagia itu pilihan. Tapi bagaimana kamu mau bahagia kalau kamu menghalangi dirimu sendiri untuk merasakan kebahagiaan itu. Coba kamu pegang ini. Foto ini adalah saat kamu bersama teman teman melakukan gerakan tari. Foto ini adalah satu dari sekian banyak kenangan yang menunjukkan bahwa kamu pernah bahagia. Dan apa kamu mau hanya ada kata ' pernah ' yang berarti tidak mau mengulangnya? "
kata kata yang membuat ku tersadar dalam lamunan yang menghabiskan air mata ku. Suaranya sudah jelas ku kenal, suara dokter yang kesekian..
Kesekian???
Ya, dokter yang kesekian karna aku adalah seorang pasien wanita yang terkena kebutaan karna penyakit Multiple sclerosis (MS). Keluarga ku mengirimkan banyak dokter untuk menyembuhkan gejala yang muncul tapi aku sudah lelah. semuanya seperti sia sia. karna penyakit ku yang tak bisa disembuhkan makanya aku menutup diri sekarang tak mau mendengarkan nasihat atau sekedar minum obat yang diberikan dokter kepada ku.
" eh, dokter mau apa? kasih obat, terapi, atau nasihat? jawabku ketus.
" Tidak, saya tidak akan memberikan obat apapun lagi "
" dokter menyerah? "
" tidak " suara dokter dengan lantang.
" Saya tidak akan menjadi doktermu untuk sekarang. Tapi akan menjadi... "
Suaranya terputus, karna ada yang datang dan ternyata seorang dengan baju santai yang tertutup jaket.
" Permisi, paket... paket ka.. "
Aku meraba sekeliling agar dapat keluar menghampiri datangnya suara. Tak lama aku merasakan sebuah tangan merangkul ku seakan menuntun jalan ku.
" Tidak perlu "
Ku lepaskan tangan yang melekat dipundak ku. Berjalan lurus sampai tepat di sebelah seseorang yang membawa sebuah kerdus besar.
" Misi kak, ada paket " nada bicaranya cukup ku kenal pasti tukang paket yang sering antar ke daerah sini.
" Paket dari siapa bang? "
" Maaf kak tidak tertulis, hanya ada surat, apa mau dibacakan? "
ya, silakan bang ( dengan aku yang sangat penasaran)
" Sudah cukup berhari hari untuk kamu menyiksa dirimu. Sudah cukup untuk berdamai dengan keadaan mu saat ini. Saya kirim tongkat ini untuk... "
" Stop " suaraku mengeras
Saya taro disini ya ka, pemuda itu langsung bergegas pulang.
" Untuk mengubah semua yang kamu rasakan, mengubah tangismu menjadi usaha untuk bangkit dan bahagia dengan saya yang akan menjadi keluarga mu, teman mu, sahabat mu."
Bersambung....