Kesepian yang Indah
Karya : Della Tri Anggraini
Ketika matahari tersenyum indah memancarkan cahayanya yang indah dan disaat semua orang sibuk dengan aktifitasnya. Aku terdiam sendiri tanpa siapapun ada di samping ku. Aku tak berdaya, aku kesepian, aku ingin seperti mereka yang sibuk dengan sejuta aktifitasnya. Tetapi semua orang selalu menganggap aku tidak bisa apa - apa. Aku sedih , aku kecewa dengan semua orang yang selalu menganggap aku lemah. Disaat itu mereka tidak tahu bahwa aku sedang berjuang untuk membunuh rasa sepi ini dengan aktifitas yang bisa aku lakukan tanpa meminta bantuan pada siapapun. Aku ingin menunjukan ke semua orang bahwa aku bisa sendiri dan aku bukan benalu untuk mereka.
Aku selalu percaya bahwa diri ku ini bisa melakukan suatu hal yang bisa membuat orang lain bahagia dan tidak merasakan kesepian seperti diri ku ini. Aku dengan selembar kertas dan pena ditanganku. Dengan sejuta keberanian aku menulis. Aku menulis tentang semua impian ku , selain itu dikertas itu juga aku tuangkan tentang kesepianku. Dengan pengetahuan aku yang terbata- bata, aku coba meraba indahnya dunia diluar sana. Walaupun itu hanya bayangan, entah diluar sana indah seperti yang ku bayangkan atau tidak.
Disaat ada orang yang membaca tulisan aku. dia berkomentar dan bertanya pada aku, “ kenapa aku bisa bilang kalo kehidupan diluar sana indah”. Dan aku menjawab, “aku tahu saat aku pergi kerumah sakit, melihat dunia luar walau hanya sebentar saja”. Dari situ aku tahu kalo kehidupan diluar sana itu indah dan tidak ada orang yang kesepian seperti diri ku ini.
Kaki ku memang tidak bisa digerakkan tapi tangan, mata, dan fikiran ku bisa menjelajahi dunia ini. Dan orang yang membaca tulisan ku itu bilang kepada ku, “bahwa itu lah kesepian yang indah “. Dan dia berpesan kepada ku, “ agar aku menjadi diri ku sendiri”.
Tibalah saatnya mata ini melihat indahnya dunia luar ketika aku pergi ketempat yang aku yakini dapat menjadikan impian ku nyata. Seketika mobil yang aku tumpangi berhenti disebuah lampu merah. Tak lama ada sosok kecil yang menghampiri ku, dia bernyanyi dan tangannya sambil memegang sebuah botol berisi pasir. Saat aku menurunkan kaca jendela mobil dan aku mengeluarkan tanganku untuk memberikan uang. Tiba- tiba terdengar suara gemuruh dari pinggir lampu merah, “ada petugas keamanan”,Kata itu yang sempat aku dengar. Belum sempat si anak kecil itu menerima uang dari tanganku. Dia berlari dengan ketakutannya, dan aku melihat banyak petugas satpol pp. Disaat itu juga aku tersadar bahwa kehidupan diluar sana itu juga tidak jauh lebih baik. Mereka mempunyai kesempurnaan tubuh, namun mereka tidak dapat menyempurnakan kehidupannya dengan layak.
Anak seumur mereka yang seharusnya sedang merasakan indahnya duduk di bangku sekolah namun mereka dipaksa untuk bekerja Karena kekurangan ekonomi. Mereka berpanas- panasan, berlari- larian disaat petugas keamanan merazia mereka. Dimana peran orang tua yang seharusnya melindungi dan menjaga mereka. Yang ada hanyalah keegoisan orang dewasa.
Tak berapa lama aku sampai ditempat tujuan,dan aku melihat banyak orang yang jauh lebih tak berdaya dari pada aku. bahkan sebagian dari mereka merintih kesakitan. Aku beruntung tidak merasakan itu semua. Kehidupan aku jauh lebih indah dari mereka, disaat itu aku lebih giat untuk terus menjelajahi dunia ini. Aku ingin menjadi seorang relawan yang peduli terhadap anak kecil dibawah umur, Peduli pada sesama, menghibur orang- orang yang merasakan sepertiku ini.
Dokter yang menanganiku selalu memberi aku motivasi. Dia selalu bilang kepadaku, “ketika aku merasa bahagia disaat itu lah tubuh ini sembuh dari berbagai penyakit, dan disaat itu juga kita bisa dapat merasakan indahnya dunia ini”. Setelah dia memeriksa ku , Ia juga mengajak aku ke suatu tempat dan berkata “bahwa tempat yang akan ditunjukkan kepada ku ,tidak pernah terlintas di dalam fikiranku”. Kami pun segera pergi ke tempat itu yang letaknya tidak jauh dari rumah sakit . Waktu yang terus berjalan,seiring dengan perjalanan ku , menembus suasana yang mulai senja dan udara sejuk bercampurkan hempasan daun-daun.
Akhirnya aku tiba di sebuah tempat yang terdapat banyak orang yang jauh lebih tak berdaya dari pada ku . Tetapi tak lama wajah ku bercahaya , mata ku berbinar - binar dan semangat ku bertambah setelah mandengar ucapan dokter bahwa aku diinginkan untuk menjadi seorang relawan yang peduli terhadap anak kecil dibawah umur , peduli pada sesama dan dapat menghibur orang-orang .
Tanpa rasa gugup dan penuh keberanian aku menjawab keinginan dokter “ Insyaallah,aku siap untuk menjadi relawan “. Dan tanpa menyia-nyiakan waktu ,aku langsung mendekati mereka untuk berkenalan dan berbagi cerita. Hingga tak ku sadari matahari sudah menghilangkan wajahnya ,dan berganti menjadi cahaya bulan dan cahaya bintang yang menjadi satu cahaya yang indah . sekarang ku menyadari bahwa mereka yang semula kesepian, sekarang bisa merasakan kebahagiaan .
Dokter yang menanganiku menghampiri ku dan berkata bahwa “ Kebahagiaan yang mereka rasakan mungkin tidak berarti untuk orang yang tidak perduli terhadap ketidak berdayaan seseorang , tapi yakin lah kebahagiaan yang mereka rasakan merupakan kebahagian kamu sesungguhnya .’’
Aku pun berkata “ iya dokter benar , dan ku bersyukur apa yang ku tidak harapkan yaitu kesepian ku selama ini ternyata kesepian yang indah karna banyak sekali manfaat di balik itu semua.